Flash eksternal adalah salah satu peralatan fotografi yang sangat penting. Peralatan yang juga dikenal dengan sebutan lampu kilat ini, cukup esensial bagi seorang fotografer. Tentu jika kita melihat kemampuan utama dari flash eksternal yang bisa menghasilkan cahaya sendiri. Seperti yang telah kita pelajari bersama, bahwa unsur utama dalam fotografi adalah cahaya. Tanpa cahaya takkan ada yang terlihat dalam foto anda. Flash eksternal pada umumnya dinamakan lampu flash saja atau sering juga disebut dengan lampu kilat atau lampu blitz. Lampu flash kamera ini biasanya memiliki sumber daya berupa baterei AA sejumlah 4 buah atau tergantung merek. “Menggunakan flash eksternal yang semerk dengan kamera akan memudahkan fotografer karena bisa menggunakan fitur TTL, fitur ini semacam mode otomatis yang akan mengukur besaran cahaya yang diperlukan dari lampu kilat.” Namun ada juga lampu flash yang sumber dayanya berupa lithium-ion polymer battery atau seperti baterei handphone, tentu flash dengan sumber batere ini jauh lebih praktis, karena kita tak perlu repot untuk mengganti batere atau membeli baru jika sudah habis dayanya. Spesifikasi lampu flash berbeda – beda tergantung merk dan tipe dari lampu flash tersebut. Namun umumnya yang paling sering jadi patokan dalam menentukan flash mana yang bagus adalah besaran nilai GN pada flash. Guide Number (GN) Pada Flash Eksternal ![]() GN atau Guide Number adalah skala angka yang menunjukan power atau kemampuan flash tersebut, untuk menghasilkan cahaya dalam intensitas tertentu. Semakin besar nilai GN flash berarti kemampuannya untuk memproduksi cahaya dalam intensitas yang besar semakin baik. Perbedaan utama antara flash eksternal dan internal adalah fleksibilitas dan GN yang tadi. Untuk flash internal atau flash built in, kita takkan bisa mengarahkannya ke tempat lain selain ke depan kamera. Tilting Dan Swivel (bouncing) ![]() Dengan flash eksternal kita mengenal fitur yang dinamakan tilting dan swivel atau mengarahkan moncong flash ke atas atau ke samping kiri dan kanan. Untuk masalah GN, kekuatan flash internal kamera sangat terbatas hanya berkisar di GN 12-14 sedangkan untuk flash eksternal yang canggih bisa mencapai nilai GN 50-60an. GN ini akan sangat terasa ketika anda memotret grup dengan jarak yang cukup jauh, dalam kondisi ini flash internal sangat terbatas kemampuannya, jika anda tak menaikkan ISO kemungkinan foto tersebut akan gelap. Berbeda dengan flash eksternal, dengan kemampuannya yang lebih besar, semua orang dalam grup dan jarak yang cukup jauh, bisa terpapar cahaya dari flash dengan lebih baik dan juga merata. Manfaat lainnya dari flash eksternal adalah kita bisa mengarahkan cahaya ke arah lain, sehingga cahayanya tak mengenai objek foto secara langsung. Cahaya yang mengenai objek secara langsung akan menimbulkan bayangan yang keras sehingga secara keseluruhan tidak menarik dan terlihat datar. Dengan menggunakan flash eksternal seperti dibahas tadi, dengan fitur tilting dan swivel kita bisa memantulkan cahaya flash ke atas ataupun ke samping, dengan begitu cahaya yang mengenai objek tidak terlalu keras, dan menjadi lebih natural terlihat. Pengaturan Pada Lampu Kilat Eksternal ![]() Ada beragam pengaturan yang umumnya akan kita jumpai pada saat membeli sebuah flash eksternal. Mari kita lihat bersama. Biasanya yang pertama adalah soal kekuatan output flash tersebut, hal ini disimbolkan dengan angka. Biasanya mulai dari 1/128, 1/64. 1/32, 1/16, 1/8, 1/4, 1/2 dan full. Semakin kecil angkanya semakin terang cahaya flash yang dihasilkan. Berikutnya adalah masalah mode flash yang dipilih. Rata-rata lampu kilat yang tersedia di pasaran menyediakan mode Manual dan Slave, untuk lampu kilat canggih juga tersedia mode TTL (Through The Lens). Mode manual lampu kilat Perbedaan beberapa mode ini bisa kita perhatikan adalah untuk mode manual, kita mengatur sendiri kekuatan flash dimana lampu flash tidak memiliki komunikasi eksposure dengan kamera selain ketika shutter ditekan untuk mentrigger nyala lampu. Mode Slave Untuk mode slave, kita memanfaatkan sensor dalam lampu kilat eksternal tadi yang peka terhadap kilatan lampu flash lain (biasanya lampu flash internal kamera). Maksudnya adalah ketika kita memasang lampu flash eksternal di mode slave, maka ketika kita menempatkannya berhadapan dengan kamera atau setidaknya tidak terhalang dengan objek lain, maka ketika lampu flash built in yang terpasang di kamera menyala, cahayanya akan mentrigger lampu flash eksternal tadi untuk menyala bersamaan. Untuk mentriggernya tidak hanya bisa dipakai lampu flash kamera, kita juga bisa menggunakan lampu kilat eksternal lainnya. Cara ini sering dipakai pada saat bermain strobist, karena menghemat penggunaan triger dan receiver wireless. Mode TTL/E-TTL Lampu Kilat
Rata-rata lampu kilat eksternal yang semerk dengan kamera (misalnya Nikon SB700 atau Canon Speedlite 580EX) sudah dilengkapi dengan mode TTL/E-TTL. Contoh Penggunaan Flash pada foto : ![]() Pada Foto Tersebut type flash yg di gunakan Godox TT685 (power 1/64 + gell red) dan Yongnuo (power 1/128 + gell blue) ![]() Pada Foto Tersebut type flash yg di gunakan Godox TT685 (power 1/32 + diffuser) dan Yongnuo (power 1/64 + gell orange) ![]() Pada Foto Tersebut type flash yg di gunakan Godox AD 1200 (power 1/16 + diffuser) |