1909 — 1930: Futurisme
Futurisme menandai contoh perdana dalam sejarah seni dan desain di mana sebuah gerakan terstruktur dan dioperasikan mirip dengan bisnis. Futurisme menunjukkan pandangan yang sangat progresif, merangkul kemajuan teknologi dan memuji potensi dan dinamisme zaman modern. Terinspirasi oleh mekanisme perang, Futurisme memuliakan peperangan dalam karya-karya yang dihasilkannya.
1916 — 1923: Dada
Dada, atau Dadaisme, muncul sebagai gerakan seni avant-garde dalam menanggapi Perang Dunia I. Terdiri dari seniman dan desainer, gerakan ini menolak logika, alasan, dan estetika masyarakat kapitalis modern, sebaliknya menganjurkan omong kosong, irasionalitas, dan protes anti-borjuis dalam kreasi mereka. Awalnya berakar pada seni pertunjukan, Dada kemudian diperluas untuk mencakup media visual, sastra, dan suara.
1917–1931: De Stijl
Gerakan De Stijl, juga dikenal sebagai Neoplastisisme, berasal dari Belanda, dan merupakan gerakan desain yang merangkul abstraksi, kesederhanaan, dan reduksi ke bentuk geometris dasar. De Stijl berusaha mencapai bahasa visual universal yang harmoni spiritual. Ditandai dengan penggunaan warna-warna primer, hitam, putih, dan garis lurus, gerakan ini bertujuan untuk menyaring ekspresi artistik ke elemen-elemen fundamentalnya.
1917 — 1937: Konstruktivisme
Konstruktivisme, sebuah gerakan yang berasal dari Rusia setelah Revolusi 1917, menolak konvensi artistik tradisional dan bertujuan untuk menciptakan bahasa visual baru yang selaras dengan semangat revolusioner. Ditandai dengan bentuk geometris, abstraksi, dan penggunaan bahan industri, Konstruktivisme berusaha mengintegrasikan seni dengan teknologi dan industri, menekankan fungsionalitas dan keterlibatan sosial. Mempengaruhi berbagai disiplin ilmu, gerakan ini memainkan peran penting dalam membentuk budaya visual Uni Soviet awal dan meninggalkan dampak abadi pada desain modern di seluruh dunia.
1919 — 1933: Bauhaus
Gerakan Bauhaus, didirikan pada awal abad ke-20 Jerman oleh Walter Gropius, bertujuan untuk mengintegrasikan keahlian dengan teknologi industri. Ditandai dengan estetika minimalis dan penekanan pada desain fungsional, Bauhaus berusaha untuk mendobrak hambatan tradisional antara seni dan kerajinan. Pendekatan interdisipliner ini secara signifikan mempengaruhi desain modern, dan berdampak pada disiplin ilmu seperti arsitektur, furnitur, dan desain grafis.
1920 — 1939: Art Deco
Art Deco adalah gerakan desain berpengaruh yang ditandai dengan gaya eklektik dan glamor, dan ditandai dengan garis-garis ramping, bentuk geometris, dan detail yang rumit, yang mencerminkan kegembiraan dan dinamisme Zaman Jazz. Gerakan ini menekankan kemewahan, pola geometris, dan warna-warna berani, menggambar dari berbagai sumber budaya dan seni.
1925 — 1930: Surealisme
Surealisme, sebuah gerakan artistik dan sastra yang muncul pada awal abad ke-20, berusaha untuk mengekspresikan aspek irasional dan bawah sadar dari pikiran manusia. Ditandai dengan penjajaran yang tak terduga, citra seperti mimpi, dan ledakan ketidaksadaran, surealisme bertujuan untuk melepaskan kreativitas, sambil menantang norma-norma sosial.
1930 — sekarang: Desain Organik
Desain Organik mengacu pada filosofi dan pendekatan desain yang menarik inspirasi dari bentuk dan struktur alami, dan berakar pada gagasan bahwa objek dan ruang dapat meniru fluiditas, simetri, dan efisiensi yang ditemukan di alam. Desain Organik berusaha untuk menciptakan desain yang harmonis dan terintegrasi yang melibatkan penggunaan biomimikri, di mana desainer meniru prinsip dan proses biologis dalam kreasi mereka.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved